Kamis, 31 Juli 2008

Hipotesa tentang Demokratisasi Investasi

Adanya You Tube , hulu, dan juga animoto membuat semua orang bisa menjadi sutradara video,bintang video/film, dan produser video/film. Photo Shop sudah menjadi software rumahan untuk sekedar mengedit image dalam kamera digital yang sudah semakin merakyat. Para pencipta lagu dan juga jingle menjamur dengan audio track yang mudah dibuat di PC rumahan dalam jumlah besar dan waktu yang singkat. Inilah fenomena dari demokratisasi produksi di era digital ini sehingga bukan hanya “everyone can fly” yang ada di Airport, tapi “everyone can produce “ juga.
Pekerja adalah salah satu faktor produksi dalam ekonomi. Disamping itu ada faktor modal.Bagaimana wujud modal dalam demokratisasi produksi di era digital ini? Apakah modal sama seperti era-era sebelumnya yang kebanyakan berupa wujud uang dengan jumlah yang sangat besar. Pemilik modalnya juga biasanya disebut sebagai pengusaha atau pemodal atau konglomerat, terbatas dari segelintir kelas atas di Indonesia ini.Apakah ini dapat disebut sebagai demokratisasi investasi?Jika berkaca pada demokratisasi produksi sepertinya bentuk investor seperti itu tidak sesuai dengan semangat demokratisasi yang dimaksud. Saya lebih suka menyebutnya sebagai Demokratisasi Investasi, dimana semua orang bisa berinvestasi atas output dari demokratisasi produksi yang ada. Semua orang berarti mereka calon investor diluar para tauke kelas atas, mereka bisa disebut pemilik modal lemah , yang saking lemahnya duit investasinya diambil dari seluruh tabungan selama mereka bekerja yang akan memperlemah resiko hidup mereka.
Berapa sih besaran demokratisasi investasi ini? kita bisa ambil contoh dari Investment Club di Kampus. Para Mahasiswa berkelompok menanamkan modalnya melakukan investasi saham. Pembelian saham satu perusahaan adalah minimal 1 lot (500 lembar saham).Sebelumnya investor harus punya account di perusahaan sekuritas yang mensyaratkan minimal transaksi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Seorang Mahasiswa dengan dana terbatas pasti sulit memenuhi syarat –syarat tersebut. Sehingga dia harus mengajak teman-temannya berpatungan demi memenuhi syarat-syarat tersebut dimana nanti hasil investasinya juga dibagi proporsional diantara mereka.
Hipotesa saya adalah : adanya demokratisasi produksi bisa mendorong bentuk demokratisasi investasi.Bukan hanya dalam pembelian saham melalui perusahaan sekuritas, tapi juga objek investasi lainnya. Saya sudah memikirkan beberapa hal dari objek demokratisasi investasi ini.Apakah Kamu tertarik memikirkannya juga? lets discuss.Bisa jadi hipotesa saya benar.

Senin, 28 Juli 2008

Gunung Pinang : Memang trek sepeda DOWNHILL

Minggu 27 Juli 2007, ke arah Cilegon dari Jakarta tampaklah perbukitan Gunung Pinang dengan banyak Tower telekomunikasi, itulah sekilas panduan menuju Trek bersepeda bernama Gunung Pinang.Rombongan saya 3 mobil berangkat minggu pagi jam 06.30 dari Gading Serpong.Saya sempat tertinggal rombongan dan akhirnya keluar pintu tol lebih jauh di Serang Timur.Namun ternyata jarak ke meeting point di rumah Pa Subianto dan Pa Luthfi lebih dekat dari pintu tol ini daripada keluar di Serang Barat, namun tarifnya lebih mahal Rp 1500,-.
Sepeda kami rakit di perumahan Pejaten Mas Estate, disambut empunya rumah Pak Subianto dengan keramahan dan teh manis hangat dan juga tukang bubur ayam. Setelah selesai sarapan bubur . kami ber-8 genjot sepeda bareng ke start point di rumah Pak Lutfi, tidak seberapa jauh dari Pejaten Mas. Disana puluhan bikers sudah ramai, tua muda, laki2 perempuan. yang muda adalah anak-anak SMP yang rupanya di-kompori dan di-racuni Bapak-nya bersepeda. Enak banget kalo punya Bapak kayak gitu, minta sepeda Down Hill harga 20-an juta pasti dikasih :)
Perjalanan seru sekali, trek gunung pinang memang asyik, selain hawanya yang sejuk juga banyak trek yang teknikal mebutuhkan konsentrasi tinggi. Banyak drop off, undakan tangga, tikungan tajam. Konsentrasi dan stamina adalah kuncinya. Saya sendiri terjatuh 2 kali. Yang pertama adalah terlena oleh jalur turunan sehingga pada saat sebelum tikungan telat melakukan pengereman, akibatnya tergelincir dan tidak ada cedera berarti. Yang kedua ini terjadi di jalur downhill yang katanya bersimpangan dengan jalur DH1 yang sering dipake perlombaan.Namun keasyikan menikmati adrenalin saat downhill, rolling,saya lihat rekan di depan berbelok kiri, saya siapkan pengereman, namun ternyata mereka belok kiri di depan untuk berhenti...ya nasib..menghindari bertabrakan dengan rekan-rekan di depan, sepeda saya lepas , dan badan saya terjerembab lagi persis di depan saya ada portal dari pohon besar. Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya namun seketika sepeda saya sudah ada di belakang pandangan saya, dengan reflek saya berhasil melindungi tubuh dari hantaman sepeda saya sendiri dengan tangan kanan menangkap frame tube, berhasil, layaknya Buffon menangkap bola muntah ke gawangnya.Walhasil hanya dengkul yang lecet karena bergesekan dengan tanah pada saat terjerembab, serta jari manis kanan yang bengkak karena menangkap frame.Saya bangun dan baru sadar bahwa rombongan berhenti tepat di depan saya karena ada salah satu anak SMP yang ban depan sepedanya pecah di trek dan si anak terluka cukup serius terlihat dari memar di tulang kering dan banyaknya cipratan betadine di daerah tersebut.Semakin banyak aja korban di trek Gunung Pinang ini.
Menuju finish teman saya Coki terjatuh saat drop off persis di rombongan depan saya, tidak cedera serius karena itu drop off pendek.Beberapa KM ke depan kaki saya pun keram, pertama yang kanan, berhenti sebentar dibantu Om Pur yang siap siaga dengan emergency kit can-nya. Genjot lagi dan keram lagi kali ini kedua kaki saya. Om Pur bilang saya kecapean, kurang garam, harus minum sebangsa pocari sweat. Saya minumlah Pocari Sweat yang tersisa di botol air. Mulai genjot lagi dan beberapa menit kemudian sudah sampe di Finish pintu masuk Gunung Pinang. Istirahat lah dulu.
Setelah minum teh botol , beberapa rekan berencana naik lagi ke Trek DH di Gunung Pinang dengan menyewa mobil pick-up. Saya tidak mau ikut, cape sekali badan ini, takut hilang konsentrasi kalo ikutan downhill lagi di trek yang dirancang untuk perlombaan itu.
Beberapa rombongan pulang ke rumah Pak Lutfi karena makan siang sudah menanti, lainnya naik ke atas pick-up.Sesampai di rumah PAk Lutfi dan makan siang pepes lele yang uenak sekali, ada kabar bahwa Iponk, salah satu teman rombongan saya mengalami patah tulang terjatuh di trek.Lalu ada kabar lagi pelek depan rekan satunya lagi spelleng (bengkok).Wah...heboh juga mereka mainnya, apa karena trek-nya yang ganas?Namun pelajarannya adalah sbb:
1.Untuk menjajal trek DH beneran seperti Gn Pinang ato SEBEX , konsentrasi dan pasti stamina sangat diperlukan. Iponk pasti sudah kelelahan dan memaksakan diri
2.Ditambah lagi spek sepeda yang digunakan Iponk adalah BUKAN untuk Downhill(DH) tapi XC(Cross Country).Secara langsung tidak langsung mempengaruhi performa dan tingkat keamanan di Trek. Ini juga terlihat dari pelek yang spelleng yang memang pelek itu bukan spek DH yang tebal dan berdimensi besar, sehingga tidak kuat dihantam ganasnya trek DH Gunung Pinang.
Setelah rentetan kejadian ini ada banyak pilihan buat saya:upgrade ke frame dan komponen DH atau tetap setia dengan LOUIS GARNEAU XC BART PRO saya tercinta.Saya pilih yang terakhir saja ah!untuk saat ini.

Kamis, 17 Juli 2008

Platini on Salary Cap

Dalam satu kesempatan membacakan Keynote Speech di forum Council of minister of foreign Affair di Brest, Platini mendengungkan regulasi untuk transfer pemain berumur dibawah 18thn dan tentang penerapan salary cap atau squad cap.Platini menunjukkan dokumen draft tentang larangan transfer pemain dibawah umur 18 thn dari gabungan tim olahraga Eropa -basket ball,volley ball, handball, ice hockey, rugby union and football.lalu bagaimana dengan salary cap? apakah reaksi dari pemain dan pemilik klub mengenai hal ini.
Mari kita lihat persoalan yang sama di kompetisi olahraga seperti NBA, NFL, NHL. Pedoman dari salary cap pada kompetisi diatas adalah kumpulan pendapatan dari seluruh liga.Pendapatan secara nasional seperti pendapatan hak siar untuk satu liga dan ditambah pendapatan local dari tiap klub. Angka itu di-pool dan kalikan dengan besaran persentase tertentu dan dibagi dengan banyaknya jumlah klub tergabung. Misal total pool adalah 5 milyar rupiah dari 10 klub dengan persentase yang digunakan adalah 70%, maka salary cap tiap klub adalah 350 juta per klub.Hal ini bermasalah besar bagi tim kecil karena akan kesulitan jika pemain draft yang diincar meminta gaji besar padahal pendapatan mereka kalah jauh dari tim besar,apalagi salary cap antar mereka adalah sama.
Platini melalui penasihatnya di UEFA William Gaillard mengatakan :

"It could be 55%, 60%, 65% - Karl-Heinz Rummenigge [chairman of the new European Club Association] has talked recently about 50-55%.

Dalam hal ini Platini membuat squad cap untuk klub - klub sepakbola eropa dimana batas atas gaji pemain dihitung sebagai persentase dari total pendapatan klub tersebut.Klub besar akan mempunyai squad cap yang besar pula namun terbatas dalam memasukkan pemain bintang dalam skuad mereka karena adanya batas atas dari salary pemainnya.Bagi klub kecil yang memang dari dahulu sangat terbatas budget salary dan pilihan skuadnya, hal ini bisa jadi secercah harapan dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran klub. Strategi awal sebagai nurturing club bisa menjadi loncatan untuk contender club karena peluang keberuntungan dari pemain bintang yang tidak bisa masuk dalam salary cap klub besar, sehingga agennya akan mencoba mencari klub lain yang salary cap-nya masih lowong. Tentunya jika ini terjadi maka pertarungan contender dengan BIG FIVE akan semakin ramai, penonton pun senang karena tidak bosan melihat klub itu-itu saja yang menang.
Semoga saja harapan Platini untuk lebih meningkatkan nilai jual kompetisi sepakbola Eropa tidak mengalami permasalahan seperti halnya salary cap di NBA dan NFL.Selamat bekerja Mr. Platini.

Sabtu, 12 Juli 2008

Beli Mochi ke Singapore (was SUKABUMI), dapetnya MONOPOLY.


Ada misi khusus dari kantor ke "sukabumi" rabu 9 Juli lalu.Misinya adalah membawa mochi yang spesial dari "sukabumi". Mochi ini frozen dan sangat spesial karena hanya bisa bertahan selama 1,5-2 jam dalam cooler bag. Utak-atik pikiran maka saya putuskan untuk membeli cooler box(bukan bag) portable 16 qtz sebagai carrier.Pencarian cooler box selesai dengan asumsi muat 4 cooler bag mochi dan dengan diisi brite ice maka dinginnya akan tahan 24 jam, cocok.
Misi ini sangat singkat yaitu berangkat pagi pulang malam. Kebayang deh ribetnya. Berangkat pagi pk. 0900 tiba di "sukabumi" 12.00. Sebelumnya saya kontak teman residen disana untuk sekedar menemani saya makan siang. Tiba di sana langsung meluncur ke meeting point makan siang. Sebuah foodcourt di shopping centre dengan pilihan menu saya adalah nasi bebek komplit.Kami makan berdua dimana teman saya pesan omu rice. Satu jam kemudian saya memesan Mochi untuk diekspor ke jakarta sebanyak 8 cooler bag. 2 bag untuk saya sendiri dan sisanya untuk inventory kantor.Sengaja saya katakan kepada pramuniaganya untuk memasukkan brite ice yang saya bawa ke freezer tokonya dan pastinya cooler bag mochi ke dalam cooler box beberapa jam sebelum saya pulang kampung ke jakarta di malam harinya supaya sampai di jakarta tetap dingin terus.Selesai pesan lalu saya ke toko buku "perbatasan" yang berada di samping shopping centre itu. Setelah kurang lebih 1 jam melihat rak2 buku maka saya memutuskan minta bantuan via komputer pencari stok buku. Untung saja saya hafal buku yang saya mau mengenai Lean Management. Dibantu oleh asisten toko yang faham, dia mencari dan membawakan buku itu, langsung saya bayar di kassa. Harganya lebih murah daripada saya beli di toko buku Jepang yang ada di Plasa Senayan.
Buku didapat, niatnya pergi ke toko sepeda lokal namun saya urungkan.Akhirnya saya pergi ke beberapa tempat untuk membeli suvenir. Didapat setengah lusin polo shirt,jam tangan Suunto T1 Training Women Series untuk istri saya (ini semu biar doi senang karena saya pasti akan pake juga itu jam di weekend kalo gowes sepeda gunung biar tahu berapa kalori yang habis kalo habis gowes).
Setelah bertelepon sayang dengan istri , mampir lagi ke toko buku di terminal pulang untuk cari barang2 unik. Hola! mata saya berbinar2 melihat kumpulan kardus MONOPOLY di satu sudut. Semakin dekat saya perhatikan kardus itu semakin jelas gambar cover-nya. Ya! inilah MONOPOLY idaman saya dari Parker Brothers. Bukan sembarangan,Parker Brothers mengeluarkan edisi limited yg berisi mesin edc untuk gesek kartu kredit/debet. Tidak ada lagi duit kertas MONOPOLY yang heboh itu, diganti dengan kartu plastik sebagai alat transaksi permainan. Canggih gak coy?benda ini pernah saya intip di dept store inggris di Plaza Indonesia 2 tahun lalu, dan stok habis begitu saja ketika momentum saya dapat untuk membelinya.Menyesal karena kehabisan.Untuk menghindari penyesalan kedua kalinya, langsung saya sambar dan buru2 membayar. Aman.
tiba di Jakarta yang saya pedulikan hanya Mochi spesial ini. 6 bag saya simpan di kantor,1 bag untuk istri saya dan temannya di kampus, 1 bag untuk sahabat-sahabat saya di ESIA.Saya sendiri? gak bisa nyobain karene alergi makanan/minuman dingin!ouh, sialnya denger orang bilang kalau Mochi-nya enak. Saya bilang aja,"Beli aja lagi sendiri ke SUKABUMI!."

Selasa, 08 Juli 2008

Arsene Wenger on Strategy

Arsene Wenger berkata seperti dikutip News Of The World:
"The strategy of the club is to sell every year and to buy less expensive players.We manage at Arsenal to maintain all our football ambitions - national and European - while having to free up - for 17 more years - an annual surplus of £24million to pay for our stadium.The club's strategy is to favour the policy of youngsters ahead of stars and to count on the collective quality of our game."
Banyak pihak mempertanyakan bagaimana posisi Arsenal dalam merengkuh trophy FA Premier League dan ajang UEFA Champions League musim depan ini. Ada juga yang bilang bahwa Arsene Wenger frustasi atas perilaku pemain seperti Adebayor yang telah dijadikan Arsenal sebagai bintang dan meminta gaji yang tidak sejalan dengan kebijakan ketat keuangan organisasi Arsenal. Adebayor menegaskan :
"Either Arsenal give me what I want and It stay or they don't and I leave."
Adebayor dikatakan meminta gaji 120.000 poundsterling per minggu dan klub BIG FIVE seperti Barcelona bernafsu mendapatkannya dengan iming-iming gaji besar. Tentu saja ini membuat Arsene Wenger gelisah.
Namun saya bisa memahami strategi dari Arsenal saat ini. Ini lah buah dari dibangunnya Emirates Stadium, dimana stadion ini menjadi yang paling tinggi utilitas atau tingkat pemakaian dalam Premier League. Pendapatan dari Emirates Stadium telah mentasbihkan Arsenal sebagai klub dengan profit tertinggi di tahun 2008 ini.
Marilah kita memahaminya dalam konteks Business Model klub sepakbola Modern. AT Kearney, konsultan manajemen kelas dunia. Telah menetapkan tahapan business model ini. Saat Emirates Stadium dibangun ,Arsenal telah menjadi International Brand yang kuat. Fanbase tersebar tidak hanya di Inggris raya tapi juga ke seluruh dunia. Sebagai International Brand , Arsenal mempunyai kelemahan dan ancaman tersendiri. Pengeluaran gaji pemain sangatlah signifikan hingga membuat Wenger pusing tujuh keliling menanggapi permintaan Adebayor.Apalagi growth dari transfer dan gaji pemain sepakbola trendnya meningkat dari tahun ke tahun.Untuk performance di lapangan, Arsenal juga terancam karena dengan hanya mengandalkan kolektifitas pemainnya di lapangan maka sulit menyaingi skuad bintang di Chelsea dan MU.Menurut AT Kearney juga yang seharusnya dilakukan Arsenal adalah mengembangkan non-traditional revenue stream. Ini berarti mencari sumber revenue diluar tiket pertandingan, sponsorships, dan lisensi TV.
Pernyataan Wenger bahwa strategi klub bergantung pada talenta muda sepertinya membawa kembali siklus business model Arsenal ke –dalam fase Nurturing Farm seperti core strategy dari Ajax dengan Ajax Academy-nya. Wenger akan menjual pemain bintangnya dengan harga mahal dan membeli talenta muda yang akan diasah skill dan kolektivitasnya yang kemudian juga akan dijual kembali dengan harga mahal. Dengan demikian profitablility Arsenal tetap terjaga baik. Selamat berjuang Prof!

Kamis, 03 Juli 2008

Blue Ocean Strategy- Super Soulmate @ Indosiar TV

Blue Ocean Strategy mengajarkan kita untuk membuat pasar sendiri tanpa tersaingi dan membuat pesaing irelevant. Saya akhirnya menyadari bahwa blue ocean strategy bisa menjelaskan fenomena dari munculnya model baru TV Talent Contest. Mulai dari AFI hingga kepada KDI merupakan era Talent Show yang dimarkai dengan sms premium voting, dimana pemenangnya ditentukan oleh jumlah sms terbanyak yang dikirim penonton baik di studio dan juga di rumah.
Bagaimana cara Indosiar membuat program Super Soulmate menjadi acara berdurasi semalaman tanpa kebosanan? Mari kita jabarkan dalam actionframework Blue Ocean Strategy. Framework ini terdiri dari 4 action yaitu : eliminate, reduce, create, and raise. Eliminate berarti memilih faktor mana yang harus dihilangkan dalam industri itu, dalam hal ini Broadcast Industry di Indonesia. Reduce berari faktor mana yang dikurangi dibawah standar industri. Create berarti faktor baru apa saja yang harus diciptakan dalam industri. Raise adalah mencari faktor mana yang harus ditingkatkan standarnya dalam industri.
Super Soulmate dengan luar biasa melakukan terobosan baru dalam industri broadcast Indonesia. Tim Indosiar berhasil melakukan pemilahan faktor-faktor penentu dalam blue ocean strategi.Indosiar menghilangkan premium sms voting yang berarti adalah hilangnya potensi pendapatan dari bagi hasil sms dengan operator selular.Mereka juga meniadakan fitur Reality Show semacam karantina peserta dalam Diari AFI.Tidak ada lagi sistem karantina dalam Super Soulmate.Tidak ada lagi juga kehebohan antrian audisi. Peserta Super Soulmate juga bukan orang biasa melainkan kalangan selebritas dengan soulmate-nya. Hal baru yang diciptakan adalah hadirnya sosok Eko Patrio dan Ruben Onsu sebagai pasangan presenter yang berbeda panggung. Eko menjadi main presenter berada diatas panggung utama tempat peserta beraksi, sedangkan Ruben berada di seberang mendampingi para juri (Soul Comments) dan Audience (Soul Voter).Kehadiran Soul Voter dan Soul Comment ini juga merupakan hal baru dalam penilaian peserta. Baik Soul Voter maupun Soul Comment memberikan angka penilaian secara kuantitatif.Ditambah lagi dengan proses tematik yang tidak hanya dihadirkan oleh peserta namun juga disisi Soul Comments. Masing – masing Soul Comments membawakan personalisasi dengan tingkat improvisasi tinggi. Ivan Gunawan bisa memerankan temanya sebagai Nona Igun dengan sangat baik dan seringkali memancing gelak tawa dan response dari audience dan presenter.Begitu juga dengan Pongki Barata (Pak Lurah, Kepala Sekolah), Lusy Rahmawaty (Bu Lurah, Bu Guru). Mereka semua mampu memunculkan gaya baru dalam menjadi juri suatu kontes bakat. Improvisasi tinggi merupakan ciri program ini. Indosiar melakukan reduksi pada kerangka rundown. Biasanya rundown dalam program broadcast sangat disiplin karena mempengaruhi jam tayang dan penayangan iklan sponsor. Namun dalam program ini sepertinya tidak rundown yang tetap dan teratur. Eko dan Ruben hingga Ivan Gunawan bisa seketika melakukan improvisasi rundown. Tidak ada struktur baku dalam rundown program ini. Ada juga faktir yang ditingkatkan standarnya seperti banyaknya porsi komedi dari acara ini jadi seakan-akan kita menonton acara lawak yang diperankan oleh Eko, Ruben, Nona Igun, Pongki, dan Lusi. Lama-lama seiring rating yang semakin tinggi, ada akselerasi dalam durasi jam tayang. Yang awalnya hanya 1 -2 jam saja, menjadi hingga tengah malam layaknya menonton wayang semalam suntuk. Program ini sendiri dimulai jam 6 sore.Improvisasi dalam program ini berada diatas standar acara kontes bakat. Belum lagi peserta adalah pasangan (soulmate) bukanlah pribadi seperti acara kontes bakat lainnya.
Sudah jelas terlihat bahwa Indosiar telah merancang program ini dengan sangat matang.Mereka sekarang bermain di pasar sendiri, tidak terstruktur dan penuh improvisasi. Apakah ini merupakan rekonstruksi acara kontes bakat dan variety show di industri broadcast tanah air? Sebaiknya kita nantikan blue ocean strategi lain dari stasiun tv lain di tanah air.