Kamis, 17 Juli 2008

Platini on Salary Cap

Dalam satu kesempatan membacakan Keynote Speech di forum Council of minister of foreign Affair di Brest, Platini mendengungkan regulasi untuk transfer pemain berumur dibawah 18thn dan tentang penerapan salary cap atau squad cap.Platini menunjukkan dokumen draft tentang larangan transfer pemain dibawah umur 18 thn dari gabungan tim olahraga Eropa -basket ball,volley ball, handball, ice hockey, rugby union and football.lalu bagaimana dengan salary cap? apakah reaksi dari pemain dan pemilik klub mengenai hal ini.
Mari kita lihat persoalan yang sama di kompetisi olahraga seperti NBA, NFL, NHL. Pedoman dari salary cap pada kompetisi diatas adalah kumpulan pendapatan dari seluruh liga.Pendapatan secara nasional seperti pendapatan hak siar untuk satu liga dan ditambah pendapatan local dari tiap klub. Angka itu di-pool dan kalikan dengan besaran persentase tertentu dan dibagi dengan banyaknya jumlah klub tergabung. Misal total pool adalah 5 milyar rupiah dari 10 klub dengan persentase yang digunakan adalah 70%, maka salary cap tiap klub adalah 350 juta per klub.Hal ini bermasalah besar bagi tim kecil karena akan kesulitan jika pemain draft yang diincar meminta gaji besar padahal pendapatan mereka kalah jauh dari tim besar,apalagi salary cap antar mereka adalah sama.
Platini melalui penasihatnya di UEFA William Gaillard mengatakan :

"It could be 55%, 60%, 65% - Karl-Heinz Rummenigge [chairman of the new European Club Association] has talked recently about 50-55%.

Dalam hal ini Platini membuat squad cap untuk klub - klub sepakbola eropa dimana batas atas gaji pemain dihitung sebagai persentase dari total pendapatan klub tersebut.Klub besar akan mempunyai squad cap yang besar pula namun terbatas dalam memasukkan pemain bintang dalam skuad mereka karena adanya batas atas dari salary pemainnya.Bagi klub kecil yang memang dari dahulu sangat terbatas budget salary dan pilihan skuadnya, hal ini bisa jadi secercah harapan dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran klub. Strategi awal sebagai nurturing club bisa menjadi loncatan untuk contender club karena peluang keberuntungan dari pemain bintang yang tidak bisa masuk dalam salary cap klub besar, sehingga agennya akan mencoba mencari klub lain yang salary cap-nya masih lowong. Tentunya jika ini terjadi maka pertarungan contender dengan BIG FIVE akan semakin ramai, penonton pun senang karena tidak bosan melihat klub itu-itu saja yang menang.
Semoga saja harapan Platini untuk lebih meningkatkan nilai jual kompetisi sepakbola Eropa tidak mengalami permasalahan seperti halnya salary cap di NBA dan NFL.Selamat bekerja Mr. Platini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar